Skip to content

Mitos-mitos tentang makanan pemicu peradangan

Written by

gjpewjbuoa

Mitos-mitos tentang makanan pemicu peradangan

Peradangan adalah respons alami tubuh terhadap infeksi atau cedera. Namun, peradangan yang berlangsung terus-menerus dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk penyakit kronis seperti arthritis, diabetes, dan penyakit jantung.

Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya makanan dalam mengontrol peradangan, muncul berbagai mitos tentang makanan yang dapat memicu peradangan. Beberapa mitos tersebut antara lain:

1. Gula adalah pemicu utama peradangan
Mitos ini sebagian besar benar, karena konsumsi gula berlebih dapat meningkatkan kadar gula darah dan menyebabkan peradangan. Namun, bukan hanya gula putih yang menjadi masalah, tetapi juga gula-gula buatan, sirup jagung tinggi fruktosa, dan makanan olahan yang mengandung gula tambahan.

2. Lemak jenuh menyebabkan peradangan
Lemak jenuh memang dapat meningkatkan peradangan dalam tubuh, tetapi tidak semua lemak jenuh berdampak negatif. Lemak jenuh yang berasal dari makanan alami seperti kelapa dan alpukat justru memiliki efek anti-peradangan.

3. Makanan pedas menyebabkan peradangan
Makanan pedas seperti cabai memang dapat memicu peradangan pada beberapa orang, terutama bagi yang memiliki sensitivitas terhadap makanan pedas. Namun, bagi sebagian orang, makanan pedas justru memiliki efek anti-peradangan karena kandungan zat aktifnya.

4. Konsumsi daging merah dapat memicu peradangan
Daging merah memang mengandung lemak jenuh yang dapat meningkatkan peradangan, tetapi tidak semua jenis daging merah memiliki efek negatif. Daging merah yang dikonsumsi dalam jumlah moderat dan dipilih dengan benar justru dapat memberikan nutrisi penting bagi tubuh.

5. Sayuran solanaceae menyebabkan peradangan
Sayuran solanaceae seperti tomat, terong, dan paprika sering dianggap sebagai pemicu peradangan karena mengandung senyawa yang disebut alkaloid. Namun, penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi sayuran solanaceae dalam jumlah moderat tidak menyebabkan peradangan.

Untuk mengontrol peradangan dalam tubuh, penting untuk mengonsumsi makanan sehat yang kaya antioksidan, serat, dan asam lemak omega-3. Hindari makanan olahan, gula tambahan, dan lemak trans yang dapat meningkatkan peradangan. Konsultasikan dengan ahli gizi atau dokter jika Anda memiliki masalah peradangan yang serius untuk mendapatkan saran yang sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.

Previous article

Menkomdigi tinjau program Makan Bergizi Gratis untuk siswa SD di Depok

Next article

Kemarin, Menkomdigi tinjau MBG hingga Jack Marpaung meninggal dunia