Skip to content

Menapaki sejarah di Benteng Patua dan Benteng Nata di Tomia, Wakatobi

Written by

gjpewjbuoa

Wakatobi, sebuah kabupaten di Provinsi Sulawesi Tenggara, tidak hanya terkenal dengan keindahan bawah lautnya yang memukau, tetapi juga memiliki sejarah yang kaya. Salah satu warisan sejarah yang masih terjaga dengan baik di Wakatobi adalah Benteng Patua dan Benteng Nata di Pulau Tomia.

Benteng Patua dan Benteng Nata merupakan dua benteng yang dibangun pada abad ke-17 oleh Kerajaan Buton. Benteng ini dibangun untuk melindungi kerajaan dari serangan musuh serta sebagai pusat pemerintahan dan perdagangan di daerah tersebut. Benteng Patua terletak di Desa Patua, sedangkan Benteng Nata terletak di Desa Nata.

Kedua benteng ini memiliki arsitektur yang unik dan menarik. Benteng Patua terdiri dari bangunan-bangunan yang terbuat dari batu karang yang disusun dengan rapi. Benteng ini memiliki pintu gerbang yang kokoh serta tembok-tembok yang tinggi. Sedangkan Benteng Nata memiliki struktur yang hampir sama dengan Benteng Patua, namun lebih kecil ukurannya.

Saat ini, kedua benteng tersebut telah menjadi objek wisata sejarah yang populer di Wakatobi. Para wisatawan dapat menapaki sejarah yang terdapat di dalam dinding-dinding benteng tersebut. Mereka dapat melihat sisa-sisa bangunan, tembok, dan pintu gerbang yang masih tegak kokoh meskipun telah berusia ratusan tahun.

Selain menikmati keindahan arsitektur benteng, para pengunjung juga dapat belajar tentang sejarah Kerajaan Buton dan peran penting kedua benteng ini dalam melindungi kerajaan dari serangan musuh. Para wisatawan juga dapat menikmati pemandangan alam yang indah di sekitar benteng, seperti pantai berpasir putih dan air laut yang jernih.

Bagi Anda yang tertarik untuk menapaki sejarah di Benteng Patua dan Benteng Nata di Tomia, Wakatobi, jangan ragu untuk mengunjungi kedua benteng tersebut. Nikmati keindahan arsitektur kuno dan pelajari sejarah yang tersembunyi di balik dinding-dinding batu karang yang kokoh. Jelajahi keindahan alam Wakatobi sambil menikmati petualangan sejarah yang tak terlupakan.

Previous article

Tak sekadar cinta, melestarikan batik juga dengan membatik 

Next article

Penyebab dan cara kurangi risiko kematian mendadak