Skip to content

Kemenkes: Gigitan nyamuk meningkat 2,5 kali lipat saat cuaca panas

Written by

gjpewjbuoa

Kemenkes: Gigitan nyamuk meningkat 2,5 kali lipat saat cuaca panas

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia mengungkapkan bahwa gigitan nyamuk meningkat 2,5 kali lipat saat cuaca panas. Hal ini disebabkan oleh kondisi lingkungan yang mempengaruhi perkembangan nyamuk, terutama nyamuk Aedes aegypti yang merupakan vektor penyakit demam berdarah dan Zika.

Menurut data yang dirilis oleh Kemenkes, peningkatan gigitan nyamuk terjadi terutama pada musim kemarau. Pada saat cuaca panas, nyamuk cenderung berkembang biak lebih cepat dan aktif mencari mangsa untuk menghisap darah. Hal ini dapat meningkatkan risiko penularan penyakit yang dibawa oleh nyamuk, seperti demam berdarah dan Zika.

Untuk mengurangi risiko gigitan nyamuk, Kemenkes mengimbau masyarakat untuk melakukan tindakan pencegahan, seperti membersihkan tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur, dan mengenakan pakaian yang menutupi tubuh secara menyeluruh. Selain itu, penggunaan obat anti nyamuk juga dianjurkan untuk melindungi diri dari serangan nyamuk.

Kemenkes juga terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan melakukan tindakan pencegahan untuk mengurangi penyebaran penyakit yang ditularkan oleh nyamuk. Dengan kesadaran dan kerjasama semua pihak, diharapkan dapat mengurangi angka kasus penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk, terutama pada saat cuaca panas.

Previous article

McD Indonesia hadirkan koleksi Hello Kitty edisi 50th Anniversary

Next article

Pengamat: OTA yang terdaftar PSE dapat meningkatkan kepercayaan turis