Skip to content

Jumlah ibu terkena depresi pascapersalinan kian meningkat di AS

Written by

gjpewjbuoa

Masalah kesehatan mental seperti depresi pascapersalinan merupakan masalah yang semakin meningkat di Amerika Serikat. Menurut data terbaru, jumlah ibu yang mengalami depresi setelah melahirkan telah meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

Depresi pascapersalinan adalah gangguan mental yang umum terjadi pada ibu setelah melahirkan. Gejala depresi pascapersalinan meliputi perasaan sedih yang mendalam, perubahan suasana hati yang ekstrim, kecemasan, kelelahan yang konstan, dan kesulitan dalam merawat bayi. Gangguan ini dapat memengaruhi kemampuan ibu untuk merawat bayi dengan baik dan dapat berdampak negatif pada hubungan ibu dan anak.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sekitar 1 dari 8 ibu di Amerika Serikat mengalami depresi pascapersalinan setiap tahunnya. Angka ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan beberapa tahun sebelumnya. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan ini antara lain tekanan sosial, perubahan hormonal, kurangnya dukungan sosial, serta masalah keuangan dan pekerjaan.

Penting bagi para ibu untuk menyadari gejala-gejala depresi pascapersalinan dan segera mencari bantuan jika mengalami masalah tersebut. Berbicara dengan tenaga medis atau konselor kesehatan mental dapat membantu ibu mendapatkan dukungan dan perawatan yang dibutuhkan. Selain itu, penting juga bagi keluarga dan teman-teman untuk memberikan dukungan dan pemahaman kepada ibu yang mengalami depresi pascapersalinan.

Depresi pascapersalinan bukanlah sesuatu yang harus diabaikan. Dengan adanya peningkatan jumlah ibu yang mengalami depresi pascapersalinan, penting bagi masyarakat dan pemerintah untuk meningkatkan kesadaran akan masalah ini dan menyediakan sumber daya yang memadai untuk membantu ibu yang mengalami depresi pascapersalinan. Dengan dukungan yang tepat, ibu yang mengalami depresi pascapersalinan dapat pulih dan kembali merawat bayi dengan baik.

Previous article

Cara unik nikmati teh dengan ritual ala Asia Timur

Next article

Pendiri SukkhaCitta ungkap alasan mahalnya pakaian ramah lingkungan