Skip to content

Paparan cahaya terang di malam hari tingkatkan risiko terkena diabetes

Written by

gjpewjbuoa

Paparan cahaya terang di malam hari telah menjadi hal yang umum dalam kehidupan modern saat ini. Namun, sebuah studi terbaru menemukan bahwa paparan cahaya terang di malam hari bisa meningkatkan risiko seseorang terkena diabetes.

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal “Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism” menemukan bahwa paparan cahaya terang di malam hari dapat mengganggu ritme sirkadian tubuh dan mempengaruhi metabolisme glukosa. Hal ini bisa meningkatkan risiko seseorang terkena diabetes tipe 2.

Studi tersebut melibatkan 44 partisipan yang tinggal di daerah perkotaan dan sering terpapar cahaya terang di malam hari. Mereka diminta untuk tinggal di ruangan yang terang selama 5 jam sebelum tidur selama 3 malam berturut-turut. Hasilnya, terjadi peningkatan kadar gula darah pada pagi hari setelah paparan cahaya terang di malam hari.

Menurut para peneliti, paparan cahaya terang di malam hari dapat mengganggu produksi hormon melatonin yang mengatur ritme sirkadian tubuh. Hal ini dapat mempengaruhi sensitivitas tubuh terhadap insulin dan metabolisme glukosa, sehingga meningkatkan risiko terkena diabetes.

Untuk mengurangi risiko tersebut, para peneliti menyarankan untuk mengurangi paparan cahaya terang di malam hari. Hal ini dapat dilakukan dengan mengurangi penggunaan gadget elektronik yang memiliki layar terang sebelum tidur, menggunakan penutup mata saat tidur, dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar agar tidak terlalu terang di malam hari.

Dengan melakukan langkah-langkah tersebut, diharapkan risiko terkena diabetes akibat paparan cahaya terang di malam hari dapat diminimalkan. Sehingga kita dapat menjaga kesehatan tubuh dan mencegah timbulnya penyakit yang berkaitan dengan gangguan metabolisme glukosa. Semoga informasi ini bermanfaat bagi kita semua.

Previous article

Dokter anjurkan minum obat hipertensi sampai tekanan darah normal

Next article

Dokter sebut prevalensi anak terkena alergi susu sapi capai 7,5 persen