Kejang pada anak akibat obat resep meningkat dua kali lipat di AS

Kejang pada anak merupakan kondisi yang sering kali mengejutkan dan menakutkan bagi orangtua. Kejang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk efek samping dari obat resep yang dikonsumsi oleh anak. Baru-baru ini, sebuah studi di Amerika Serikat menemukan bahwa jumlah kasus kejang pada anak akibat obat resep meningkat dua kali lipat dalam kurun waktu lima tahun terakhir.
Studi ini dilakukan oleh para peneliti dari University of Michigan dan dipublikasikan dalam jurnal Pediatrics. Mereka menemukan bahwa antara tahun 2013 hingga 2017, terdapat peningkatan signifikan dalam jumlah kasus kejang akibat obat resep pada anak di AS. Studi ini melibatkan data dari lebih dari 1,3 juta anak yang mengonsumsi obat resep selama periode tersebut.
Kejang pada anak akibat obat resep dapat terjadi karena berbagai alasan, termasuk dosis yang terlalu tinggi, interaksi obat yang tidak diinginkan, atau sensitivitas individual terhadap obat tertentu. Beberapa obat yang diketahui dapat menyebabkan kejang pada anak antara lain antibiotik, obat anti-asma, dan obat antidepresan.
Para peneliti menekankan pentingnya pemantauan dan pengawasan yang ketat terhadap penggunaan obat resep pada anak. Orangtua dan tenaga medis perlu lebih berhati-hati dalam memberikan obat kepada anak-anak, serta memastikan dosis yang diberikan sesuai dengan rekomendasi dokter.
Selain itu, penting juga untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum memberikan obat kepada anak, terutama jika anak memiliki riwayat kejang atau reaksi alergi terhadap obat tertentu. Dengan pemantauan dan pengawasan yang baik, diharapkan kasus kejang akibat obat resep pada anak dapat diminimalkan dan anak-anak dapat tetap sehat dan aman dalam mengonsumsi obat-obatan.